watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku , tante dan mamaku

Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di
Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng.
Kisah yang akan aku tulis ini adalah kisah nyata
dari pengalaman sex aku dengan mama dan
tante aku.
Cerita ini dimulai ketika aku berusia 20 tahun.
Saat itu tante Rina datang dan menginap selama
beberapa hari di rumah karena suaminya
sedang pergi keluar kota. Dia merasa sepi dan
takut tinggal di rumahnya sendirian. Tante Rina
berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja.
Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka
bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar
bulat. Aku suka lihat tante Rina kalau sudah
memakai celana panjang ketat sehingga
pantatnya sangat membentuk, merangsang.
Tante Rina adalah adik kandung Papa aku.
Waktu itu hari aku tidak masuk kuliah. Aku diam
di rumah bersama mama dan tante Rina. Pagi
itu, jam 10, kulihat mama baru selesai mandi.
Mama keluar dari kamar mandi memakai
handuk menutupi dada dan setengah pahanya
yang putih mulus. Mama berusia 38 tahun.
Sangat cantik.
Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat
mama membetulkan lilitan handuknya sebelum
masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau
tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya.
Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek
mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat
berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama
rajin merawatnya.
Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang
memperhatikannya. Mama langsung masuk
kamar. Hati berdebar dan terbayang terus
pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati
pintu, lalu aku intip dari lubang kunci. Terlihat
mama sedang membuka lilitan handuknya lalu
mengeringkan rambutnya dengan handuk
tersebut. Terlihat tubuh mama sangat
menggairahkan. Terutama memek mama yang
aku fokuskan. Secara otomatis tangan aku
meraba kontol dari luar celana, lalu
meremasnya pelan-pelan sambil menikmati
keindahan tubuh merangsang mama. Karena
sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar
mandi dan onani sambil membayangkan
menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot!
Crot! Crot! Aku orgasme.
Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil
membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara
mama memanggil aku.
"Roy..!" panggil mama.
"Ya, Ma..." sahut aku sambil bergegas ke kamar
mama.
"Ada apa, Ma?" tanya aku.
"Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya..." kata
mama sambil tengkurap.
"Iya, Ma..." jawab aku.
Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai
memijit kaki mama dari betis. Terus sampai
naik ke paha. Mama tetap diam merasakan
pijitan aku. Karena daster mama agak
mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada
mama, "Ma, dasternya naikin ya? mengganggu
nih..." tanya aku.
"Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?" tanya
mama.
"Seluruh badan mama," jawab aku.
"Ya sudah, mama buka baju saja," kata mama
sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa
ragu.
"Ayo lanjutkan, Roy!" kata mama sambil
kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat
mama setengah telanjang di depan mata.
"Mama tidak malu buka baju depan Roy?" tanya
aku.
"Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa
sajalah," jawab mama sambil memejamkan
mata.
Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha
mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang
tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati
usapan tangan aku di paha mama sambil mata
terus memandangi pantat mama yang
memakai celana dalam merah. Setelah selesai
"memijit" paha, karena masih ragu, aku tidak
memijit pantat mama, tapi langsung naik
memijit pinggang mama.
"Kok dilewat sih, Roy?" protes mama sambil
menggoyangkan pantatnya.
"Mm.. Roy takut mama marah..." jawab aku.
"Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta
mijitin.. Ayo teruskan!" pinta mama.
Karena sudah mendapat angin, aku mulai
meraba dan agak meremas pantat mama dari
luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit
dan meremas pantat mama yang bulat dan
padat. Kontol aku sudah mulai mengeras.
Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.
Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja
memasukkan tangan aku ke celana dalam
mama dan terus meremasnya. Mama tetap
diam. Aku makin berani.
Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat
mama sampai ke belahan memek mama. Jari
aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi
mama tetap diam sambil memejamkan mata.
Aku mulai menggerakan jari tengah aku di
belahan memek mama. Mama tetap diam.
Terasa memek mama mulai basah. Dan aku
tahu kalau mama agak menggoyang-
goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa
enak menikmati jari aku di belahan memeknya.
Itu perkiraan aku.
Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari
aku ke lubang memek mama. Mama tetap
memejamkan mata, tapi pantatnya mulai
bergoyang agak cepat.
"Roy, kamu ngapain?" tanya mama sambil
membalikkan badannya. Aku kaget dan takut
mama marah.
"Maaf, Ma..." kataku tertunduk tidak berani
memandang mata mama.
"Roy tidak tahan menahan nafsu..." kataku lagi.
"Nafsu apa?" kata mama dengan nada lembut.
"Sini berbaring dekat mama," kata mama
sambil menggeserkan badannya. Aku diam
tidak mengerti.
"Sini berbaring Roy," ujar mama lagi.
"Tutup dulu pintu kamar," kata mama.
"Ya, Ma..." kataku sambil berdiri dan segera
menutup pintu. Kemudian aku berbaring di
samping mama.
Mama menatapku sambil membelai rambut
aku.
"Kenapa bernafsu dengan mama, Roy," tanya
mama lembut.
"Mama marahkah?" tanya aku.
"Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur," ujar
mama.
"Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa
jadi pengen, Ma..." kataku. Mama tersenyum.
"Berarti anak mama sudah mulai dewasa," kata
mama.
"Kamu benar-benar mau sayang?" tanya
mama.
"Maksud mama?" tanya aku.
"Dua jam lagi Papa kamu pulang..." hanya itu
yang keluar dari mulut mama sambil tangannya
meraba kontol aku dari luar celana.
Aku kaget sekaligus senang. Mama mencium
bibir aku, dan akupun segera membalasnya.
Kami berciuman mesra sambil tangan kami
saling meraba dan meremas.
"Buka pakaian kamu, Roy," kata mama. Aku
menurut, dan segera melepas baju dan celana.
Mama juga melepas BH dan celana dalamnya.
Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan
aku tetap berdiri.
"Kontol kamu besar, Roy..." kata mama sambil
meraih kontol aku dan meremas serta
mengocoknya. Enak rasanya.
"Kamu udah pernah maen dengan perempuan
tidak, sayang?" tanya mama.
Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku
menjawab, "Belum pernah, Ma.. Mmhh..".
Mama tersenyum, entah apa artinya.
Lalu mama menarik pantat aku hingga kontol
aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama
mulai menjilati kontol aku mulai dari batang
sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat.
Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan
kontolku ke mulutnya. Hisapan dan permainan
lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan
keras memegang dan meremas rambut mama
dengan keras karena merasakan kenikmatan
yang amat sangat. Tiba-tiba mama
menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap
mengocok kontolku perlahan.
"Enak sayang?" tanya mama sambil
menengadah menatapku.
"Iya, Ma.. Enak sekali," jawabku dengan suara
tertahan.
"Sini sayang. Kontolmu udah besar dan tegang.
Sekarang cepat masukkan..." ujar mama sambil
menarik tanganku.
Mama lalu telentang di tempat tidur sambil
membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki
tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang
memeknya. Tangan mama membimbing
kontolku ke lubang memeknya.
"Ayo, Roy.. Masukkan..." ujar mama sambil
terus memandang wajahku.
Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku
memasuki lubang yang basah, licin dan hangat.
Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu
yang menjepit, yang entah bagaimana aku
menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan
aku keluarmasukkan kontolku di memek mama.
Aku cium bibir mama. Mamapun membalas
ciuman aku sambil menggoyangkan
pinggulnya mengimbangi goyangan aku.
"Enak, Roy?" tanya mama.
"Sangat enak, Ma..." jawabku sambil terus
menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit,
aku hentikan gerakan kontol aku.
"Kenapa mama mau melakukan ini dengan
Roy?" tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama
kelihatan berkaca-kaca.
"Karena mama sayang kamu, Roy..." jawab
mama.
"Sangat sayang..." lanjutnya.
"Lagipula saat ini mama memang sedang ingin
bersetubuh..." lanjutnya lagi.
Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali
menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.
"Roy juga sangat sayang mama..." ujarku.
"Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh..." desah mama
ketika aku menyetubuhinya makin keras.
"Mama mau keluar..." desah mama lagi.
Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang
lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul
mama makin keras. Lalu..
"Ohh.. Enak sayangg..." desah mama lagi ketika
dia mencapai orgasme.
Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama
kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar
dari kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku
makin keras menggenjot tubuh mama..
"Ma, Roy gak tahann..." ujarku sambil memeluk
tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam
ke memek mama.
"Keluarin sayang..." ujar mama sambil
meremas-remas pantatku.
"Keluarin di dalam aja sayang biar enak..." bisik
mama mesra.
Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar
di dalam memek mama.
"Mmhh..." desahku. Lalu tubuh kami tergolek
lemas berdampingan.
"Terima kasih ya, Ma..." ujar aku sambil
mencium bibir mama.
"Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi
pulang!" kata mama.
Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam
kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap
seperti biasa dan terlihat normal.
Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika
mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante Rina
masih nonton TV. Tante Rina memakai kimono.
Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika
kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan
apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu.
Tiba-tiba tante Rina bertanya sesuatu yang
mengejutkan aku,"ngapain kamu tadi sore
lama-lama berduaan ama mama kamu di
kamar?" tanya tante Rina.
"Hayo, ngapain..?" tanya tante Rina lagi sambil
tersenyum.
"Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok..."
jawabku.
"Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam,"
tanyanya lagi.
"Curigaan amat sih, tante?" kataku sambil
tersenyum.
"Tante hanya merasa aneh saja waktu tante
denger ada suara-suara yang gimanaa gitu..."
ujar tante Rina sambil tersenyum.
"Kayak suara yang lagi enak..." ujar tante Rina
lagi.
"Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah..."
ujarku sambil bangkit.
"Maaf dong, Roy. Tante becanda kok..." ujar
tante Rina.
"Kamu mau kemana?" tanya tante Rina.
"Mau tidur," jawabku pendek.
"Temenein tante dong, Roy," pinta tante.
Aku kembali duduk dikursi di samping tante
Rina.
"Ada apa sih tante?" tanyaku.
"Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen
ngobrol saja," jawab tante Rina.
"Kamu sudah punya pacar, Roy?" tanya tante
Rina.
"Belum tante. Kenapa?" aku balik bertanya.
"Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum
punya pacar?" tanya tante lagi.
"Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak
mau," jawabku.
"Apa kamu pernah kissing dengan perempuan,
Roy?" tanya tante Rina pelan sambil wajahnya
didekatkan ke wajahku.
Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak
menjawab.
"Ni tante lagi horny kayaknya..." pikir aku.
Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante Rina.
Tante Rinapun langsung membalas ciumanku
dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan
bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku
segera masuk ke balik kimono tante Rina. Lalu
masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-
remas buah dadanya dengan mesra sambil
ujung jari aku memainkan puting susunya.
"Mmhh.."
Suara tante Rina mendesah tertahan karena
kami masih tetap berciuman. Tangan tante
Rinapun tidak diam. Tangannya meremas
kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku
langsung tegang.
"Roy, pindah ke kamar tante, yuk?" pinta tante
Rina.
"Iya tante..." jawabku. Lalu kami segera naik ke
loteng ke kamar tante Rina.
Setiba di kamar, tante Rina dengan tak sabar
segera melepas kimono dan BH serta CD-nya.
Akupun segera melepas semua pakaian di
tubuh aku.
"Ayo Roy, tante sudah gak tahan..." ujar tante
Rina sambil senyum, lalu merebahkan
badannya di kasur.
Aku segera menindih tubuh telanjang tante
Rina. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher,
lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap
puting susu tante Rina sambil meremas buah
dada yang satu lagi.
"Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih..
Mmhh..." desah tante Rina sambil tangannya
memegang kepala aku.
Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai
turun ke selangkangan, tante Rina segera
melebarkan kakinya mengangkang. Memek
tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya
sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya
yang bagus. Aku segera jilati memek tante Rina
terutama bagian kelentitnya.
"Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus
sayang..." desah tante Rina sambil badannya
mengejang menahan nikmat.
Tak berapa lama tiba-tiba tante Rina
mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku.
Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.
"Oh, Roy.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh..."
desah tante Rina.
Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah
oleh air memek tante Rina, lalu aku tindih
badannya dan kucium bibirnya. Tante Rina
langsung membalas ciumanku dengan mesra.
"Isep dong kontol Roy, tante..." pintaku.
Tante Rina mengangguk sambil tersenyum.
Lalu aku kangkangi wajah tante Rina dan ku
sodorkan kontolku ke mulutnya. Tante Rina
langsung menghisap dan menjilati kontolku dan
mengocok dengan tangannya sambil
memejamkan matanya. Sangat enak rasanya.
Cara menghisap dan menjilat kontolnya lebih
pintar dari mama.
"Udah tante, Roy udah pengen setubuhi tante..."
kataku.
Tante Rina melepaskan genggamannya, lalu aku
arahkan kontol aku ke memeknya.
"Ayo, Roy.. Tante sudah tidak tahan..." bisik
tante Rina.
Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar
masuk memek tante Rina.
"Roy kamu pinter menyenangkan perempuan.
Kamu pandai memberikan kenikmatan..." kata
tante ditengah-tengah persetubuhan kami.
"Ah, biasa saja, tante..." ujarku sambil
tersenyum lalu ku kecup bibirnya.
Selang beberapa lama, tiba-tiba tante Rina
mempercepat gerakannya. Kedua tangannya
erat mendekap tubuhku.
"Roy, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante
mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh..." desahnya.
Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat
menjepit pinggulku. Sementara akau terus
memompa kontolku di memeknya.
"Tente udah keluar, sayang..." bisik tante Rina.
"Kamu hebat.. Kuat..." ujar tante Rina.
"Terus setubuhi tante, Roy.. Puaskan diri
kamu..." ujarnya lagi.
Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku
akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.
"Roy mau keluar, Tante..." kataku.
"Jangan keluarkan di dalam, sayang..." pinta
tante Rina.
"Cabut dulu..." ujar tante Rina.
"Sini tante isepin..." katanya lagi.
Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku
arahkan ke mulutnya. Tante Rina lalu
menghisap kontolku sambil mengocoknya. Tak
lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku
keluar di dalam mulut tante Rina banyak sekali.
Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut
tante Rina. Tante Rina dengan tenang menelan
air maniku sambil terus mengocok kontolku.
Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan
sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya
besetubuh dengan tante Rina.
Aku segera berpakaian. Tante Rina juga segera
mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.
"Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan
tante," ujar tante Rina.
"Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?"
tanya tante sambil memeluk aku.
"Kapan saja tante mau, Roy pasti kasih," kataku
sambil mengecup bibirnya.
"Terima kasih, sayang," ujar tante Rina.
"Roy kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur,"
kataku.
"Iya, sana tidur," katanya sambil meremas
kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi,
lalu aku segera keluar.
Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama
duduk di sampingku waktu aku makan.
"Roy, semalam kamu ngapain di kamar tante
Rina sampe subuh?" tanya mama
mengejutkanku.
Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku
sangat takut dimarahi mama. Mama
tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama
berkata,"Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy.
Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante
kamu itu ya?" tanya mama. Plong rasanya
perasaanku mendengarnya.
"Iya, Ma.. Roy suka tante Rina," jawabku.
"Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu
tentang kalian..." ujar mama.
"Kalian hati-hatilah..." ujar mama lagi.
"Kenapa mama tidak marah," tanya aku.
"Karena mama pikir kamu sudah dewasa.
Bebas melakukan apapun asal mau tanggung
jawab," ujar mama.
"Terima kasih ya, Ma..." kataku.
"Roy sayang mama," kataku lagi.
"Roy, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau
bantu mama gak?" tanya mama.
"Bantu apa, Ma?" aku balik tanya.
"Mama ingin..." ujar mama sambil mengusap
kontolku.
"Roy akan lakukan apapun buat mama..."
kataku. Mama tersenyum.
"Mama tunggu di kamar ya?" kata mama. Aku
mengangguk..
Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan
punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan
tante Rina kalau ada kesempatan. Walau sudah
agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan
tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di
rumah tante Rina kalau tidak ada Om, di rumah
aku sendiri, ataupun di hotel.
Sedangkan dengan mama, aku sudah mulai
jarang menyetubuhinya atas permintaan mama
sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam
satu bulan hanya 2 kali. Itulah pengalaman kisah
nyata aku. Aku tuliskan dengan sebenarnya.


Adult | GO HOME | Exit
1/4618
U-ON

inc Powered by Xtgem.com